Berikut ini uraian seorang editor di sebuah penerbitan di Jakarta.
Kami memilih buku seperti biasa, lihat-lihat Amazon, Goodreads, minta masukan dari pembaca, dll. Bila cocok, kami menghubungi agen/proprietor buku ybs. Setelah tawar-menawar harga, dan buku dipastikan menjadi milik kami, kami mencari penerjemah. Bisa melalui tes, atau penunjukan langsung.
Setelah itu baru diedit, itu juga bisa dilempar keluar atau di dalam. Proses penerjemahan bisa bermacam-macam lamanya, tergantung ketebalan buku, jadwal terbit, dan kesanggupan penerjemah (terutama yang sangat sibuk). Edit pun bisa sangat variatif waktunya.
Kalau bukunya sudah ditunggu-tunggu, pengeditannya didahulukan. Kalau tidak terlalu urgen, dimundurkan lagi. Setelah selesai diedit, langsung dikirim ke setter. Proses edit biasanya simultan dengan cover. Bisa juga menggunakan cover asli bila dinilai menarik, dan tinggal mengurus right cover ke proprietornya. Setelah edit kelar, diseting, dan setelah selesai diprint untuk tahap proofread. Di penerbitan tertentu (tepatnya yang menjadi narasumber tulisan ini), ada dua proofreader, satu dalam, dan satu luar. Setelah itu, kembali ke setter untuk mengoreksi segala kesalahan/kekurangan.
Kemudian materi dikirim ke produksi untuk dicetak. Bagian produksi itu yang berhubungan dengan percetakan. Materi yang dikirim ke percetakan sejauh ini ada bisa printout dengan kertas poliester, bisa berupa softcopy. Tergantung percetakannya punya yang mana. Waktu percetakan bisa beragam pula, ada yang 2 minggu atau 3 minggu.
Setelah buku selesai dicetak, sesuai kontrak dengan proprietor, reading copy hasil terjemahan dikirimkan ke sana. Hal ini dibenarkan oleh editor di penerbitan lain. Jumlahnya beragam, kadang dua eksemplar saja, kadang mencapai tujuh eksemplar.
Silakan baca juga proses detail di dapurnya dan tulisan Bhai Benny Rhamdani.
yang lokal, yang lokal?
Ragamnya terlalu banyak Mbak, kalau lokal, hihihi *ngeles*
Tapi nanti saya pikirkan menulisnya. Atau Mbak Esti jadi narasumber?:D
Kereen
setter itu tugasnya apa sih, Teh *lugu*
suka deh baca web sweet web-nya Teteh *ga ada like-nya ya* haha
halo mb zai, salam kenal. saya retno 🙂
sekadar berbagi, setter tugasnya melay out naskah. bisa menggunakan program photoshop, pagemaker, tapi yg umum digunakan sekarang adalah adobe in design. jadi naskah yg semula hanya dlm bentuk word, ditata dgn program ini. tak hanya sekadar menata, setter juga bertugas utk mencari ornamen utk mempercantik, seperti misalnya: ikon utk no halaman, sub bab, pointers, juga ornamen di bagian atas atau bawah halaman. intinya, memudahkan teks dibaca, sekaligus mempercantiknya.
saat naskah print out sudah selesai dikoreksi, setter juga bertugas utk melakukan koreksi naskah tsb.
demikian, semoga berkenan 🙂 terima kasih 🙂
makasih juga mb rini, utk sharing tahapan ini ya 🙂
Terima kasih banyak, Retno.:)
Zai, Retno ini berpengalaman di penerbitan, maka kuserahkan padanya untuk menjawab pertanyaan Zaizai:D
Makasih mbak Retno, salam kenal juga 🙂
penjelasannya asik *jempol*
kirain setter itu termasuk ngetik ulang naskah hihihi *salah banget* 😀
salam kenal kembali, mbak zai 🙂
kadang2, saat koreksi, setter juga bisa sampai ngetik ulang mb 🙂 meski umumnya koreksi sebatas EYD, namun tak jarang kan ya, ada koreksi yg sampai mengganti satu atau beberapa paragraf. nah, saat koreksi akhir, setter lah yg melakukannya 🙂
demikian, terima kasih 🙂
Terima kasih, Zaizai.
Yang ini aku belum fasih betul otak-atiknya, nanti deh cari like-nya ya:D
wadhuh, berpengalaman sih belum ya, mb rin 😀 masih belajar2 aja kok 🙂
sekadar menambahkan, saya pernah berdiskusi dgn seorang penerjemah sekaligus editor. utk menghubungi agen/ proprietor, bisa juga dgn menghubungi e-mail atau web penulis ybs. umumnya, para penulis ini welcome, karena senang karyanya bisa dibaca dlm berbagai bahasa 🙂
demikian, semoga berkenan. terima kasih 🙂
Betul, No. Bahkan kalaupun tidak sampai cetak ulang, kalau penulisnya senang, bisa menawarkan sendiri ke penerbit/editor yang sama:)
Terima kasih kembali, ya No, atas informasinya.
Rinii, makasih ya udah sharing ini *setiamenunggusejakkemarin 🙂
Sama-sama, Mbak Nita:)
Oooo…. makasih ya.. Dari dulu penasaraan deh prosesnya kayak apa. 😀
*klik tanda jempol*
Hatur nuhun, Mbak Dina ^_^